#berburusunset hari ketujuh
Tiba di Surade hari telah sore, berharap tiba di Ujung Genteng masih bisa menyaksikan matahari terbenam, sepeda saya kayuh lebih cepat, karena jalan sudah didominasi turunan kayuhan pun terbantu untuk lebih kencang, melewati Villa Amanda Ratu saya liat samar - samar dibalik perkebunan kelapa langit senja keemasan, saya liat jam ditangan menunjukkan pukul 17.30, semoga harapan sunset dari pelabuhan Ujung Genteng bisa saya kejar.
Walaupun saya tidak mendapatkan sunset terbaik di Ujung Genteng, saya masih bisa menikmati suasana senja yang indah di Ujung Genteng, rencana saya malam ini saya akan bermalam di POSAL yang terdapat di Muara Cibuaya.
Sore itu saya didatangi 2 anak muda yang menawarkan penginapan di Ujung Genteng, Encep dan Hendi nama anak itu dan mereka kaka adik, karena saya tidak berniat menginap di Ujung Genteng saya menolak secara halus tawaran mereka.
Sambil beristirahat dan membuka perbekalan snack yang saya bawa, kami ngobrol bersama Encep dan Hendi, banyak info wisata yang saya dapat tentang Ujung Genteng. yang membuat saya menarik adalah Hendi adiknya Encep, dia cerita pernah terdampar di Pulau Christmas saat melaut bersama mamangnya, saat ditengah laut sedang mencari ikan perahu meraka mati perahu mereka terbawa arus sampai memasuki perairan Australia.
Oleh petugas penjaga perairan Australia mereka dibawa ke Pulau Christmas, disana mereka diberi makan, oleh petugas penjaga perairan Australia Hendi dan mamangnya (paman) diperbolehkan memperbaiki perahu, setelah perahu mereka benar oleh petugas penjaga perairan Australia mereka diberi surat tilang dan dibekali bahan bakar dan logistik untuk kembali ke Indonesia (Ujung Genteng).
3 minggu lamanya Hendi dan mamangnya pergi melaut dan tanpa kabar kondisinya, keluarga Hendi dan warga Ujung Genteng sudah mengiklaskan dan membuat tahlilan karena berpikir mereka telah meninggal karena perahunya tenggelam dihantam badai, bagi Hendi itulah pengalaman yang susah dilupakan, dan Hendi tidak kapok untuk ikut melaut bersama mamangnya.
Setelah merasa cukup istirahat sambil mendengarkan kisah pengalaman Hendi, malam itu pukul 19,00 saya melanjutkan perjalanan menuju ke Muara Cibuaya, jalan yang cukup gelap dan sempat dikejar anjing, bersyukur tidak sampai kenapa - kenapa.
Malam ini saya menginap di POSAL Ujung Genteng yang terdapat di Muara Cibuaya.
Tiba di Surade hari telah sore, berharap tiba di Ujung Genteng masih bisa menyaksikan matahari terbenam, sepeda saya kayuh lebih cepat, karena jalan sudah didominasi turunan kayuhan pun terbantu untuk lebih kencang, melewati Villa Amanda Ratu saya liat samar - samar dibalik perkebunan kelapa langit senja keemasan, saya liat jam ditangan menunjukkan pukul 17.30, semoga harapan sunset dari pelabuhan Ujung Genteng bisa saya kejar.
Walaupun saya tidak mendapatkan sunset terbaik di Ujung Genteng, saya masih bisa menikmati suasana senja yang indah di Ujung Genteng, rencana saya malam ini saya akan bermalam di POSAL yang terdapat di Muara Cibuaya.
Sore itu saya didatangi 2 anak muda yang menawarkan penginapan di Ujung Genteng, Encep dan Hendi nama anak itu dan mereka kaka adik, karena saya tidak berniat menginap di Ujung Genteng saya menolak secara halus tawaran mereka.
Sambil beristirahat dan membuka perbekalan snack yang saya bawa, kami ngobrol bersama Encep dan Hendi, banyak info wisata yang saya dapat tentang Ujung Genteng. yang membuat saya menarik adalah Hendi adiknya Encep, dia cerita pernah terdampar di Pulau Christmas saat melaut bersama mamangnya, saat ditengah laut sedang mencari ikan perahu meraka mati perahu mereka terbawa arus sampai memasuki perairan Australia.
Oleh petugas penjaga perairan Australia mereka dibawa ke Pulau Christmas, disana mereka diberi makan, oleh petugas penjaga perairan Australia Hendi dan mamangnya (paman) diperbolehkan memperbaiki perahu, setelah perahu mereka benar oleh petugas penjaga perairan Australia mereka diberi surat tilang dan dibekali bahan bakar dan logistik untuk kembali ke Indonesia (Ujung Genteng).
Pelabuhan rakyat Ujung Genteng |
3 minggu lamanya Hendi dan mamangnya pergi melaut dan tanpa kabar kondisinya, keluarga Hendi dan warga Ujung Genteng sudah mengiklaskan dan membuat tahlilan karena berpikir mereka telah meninggal karena perahunya tenggelam dihantam badai, bagi Hendi itulah pengalaman yang susah dilupakan, dan Hendi tidak kapok untuk ikut melaut bersama mamangnya.
Setelah merasa cukup istirahat sambil mendengarkan kisah pengalaman Hendi, malam itu pukul 19,00 saya melanjutkan perjalanan menuju ke Muara Cibuaya, jalan yang cukup gelap dan sempat dikejar anjing, bersyukur tidak sampai kenapa - kenapa.
Malam ini saya menginap di POSAL Ujung Genteng yang terdapat di Muara Cibuaya.