Minggu, 15 Desember 2013

MAKAN MALAM, BERKAH IKUT YASINAN





#berburusunset hari pertama


Kondektur bis Primajasa jurusan Merak – Kampung Rambutan teriak – teriak dari arah kursi depan “Cilegon.. cilegon turun disini” saya bergegas untuk nurunin sepeda dan pannier dari bagasi bis dibantu kondektur, karena bis berhenti dilampu merah jadi gak punya waktu lama buat berhenti. Setelah sepeda dan pannier turun dipinggir lampu merah perempatan dan memastikan semua sudah lengkap saya mulai merakit wheelshet dan memasang pannier.

Kamis pagi (28/11/13) pukul 09.30 hari pertama saya bersepeda menyusuri pantai pesisir pantai barat propinsi Banten dan pesisir pantai selatan propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat. Sudah lama rencana perjalanan ini saya persiapkan, sengaja saya tidak banyak mengumpulkan data kondisi jalanan karena tidak ingin membayang – bayangi yang nanti akan dilewati, biar menjadi kejutan kalo menemukan jalan yang aduhai.. lebih focus untuk riset destinasi wisata sepanjang jalur yang akan dilewati dan menghitung jarak tempuh menggunakan google maps, berguna untuk saya mengatur etape setiap perjalanan dan menghitung kebutuhan logistik, tidak ambil pusing untuk bermalam dimana, saya sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk tidur menggunakan tenda dan membawa perangkat masak lapangan.


Pertigaan Cilegon setelah abis loading dari bis
Menurut saya jalan Jakarta ke Anyer tidak nyaman dan membosankan, banyak bertemu dengan kawasan industri dan truk – truk industri atau niaga, selain efisiensi waktu juga visa izin kerja yang tidak lama, kenapa saya memilih loading menggunakan bis.

Jalan Cilegon menuju Anyer sebenarnya saya tidak  menikmatinya, ramai dengan truk besar yang lalu lalang, Cilegon merupakan kawasan industri Krakatau steel, sering kali saya harus mengalah minggir dari jalan karena kalah oleh truk – truk besar, beruntung hari itu hujan jadi jalanan tidak dipenuhi debu hanya saja jalanan menjadi sedikit becek, itu lebih baik daripada saya harus menghisap debu dan asap knalpot truk – truk besar.


Mampir ke minimarket untuk belanja logistik dan bahan bakar 0% polusi “air mineral” selama 10 hari kedepan minimarket yang dimonopoli oleh al***art dan ind**art akan jadi pitstop saya untuk mengisi ulang bahan bakar dan logistik, dengan pertimbangan ada kemasan air minum mineral 1500ml jauh lebih murah.


Hari sudah siang saat memasuki Anyer, dapat telepon yang memang saya tunggu - tunggu dari teman kantor ngabarin gajian udah keluar, lega rasanya keuangan sudah aman untuk 10 hari kedepan, mampir sebentar ke ATM di pasar Anyer untuk mengambil uang cash bekal diperjalanan dan mentransfer uang belanja ke istri tercinta.


Seporsi somay saya pesan untuk makan siang, ternyata gak bikin kenyang saya pesan nambah seporsi lagi habis Rp 10.000 untuk makan siang, melanjutkan perjalanan menuju Carita yang siang itu cuaca panas, beda sebelumnya di Cilegon di guyur hujan, nikmatnya bersepeda di pesisir pantai angin yang berhembus cukup menghibur disaat teriknya matahari.


Sepanjang jalan Pantai Carita yang sepi
Lega rasanya melewati daerah Cilegon, terlepas sudah dari keramaian lalu lalang truk – truk besar, jalur Anyer Carita hanya didominasi kendaraan kecil sesekali truk melintas, lalu lintas tidak terlalu ramai tidak seperti sabtu minggu yang ramai pengunjung wisatawan ingin berlibur ke pantai.


Berencana malam pertama pasang tenda dipesisir pantai Carita, pukul 16.30 saya memasuki daerah pantai Mutiara Carita, ternyata setelah pantai Mutiara Carita jalan raya mulai menjauh dari pesisir pantai, sampai akhirnya masuk Pasar Labuan, coba mencari informasi seberapa jauh untuk ke Tanjung Lesung, menurut info yang saya dapat masih cukup jauh, rencana untuk bermalam pasang tenda dipinggir pantai Carita sepertinya gagal.


Rencana cadangan bermalam di rumah warga atau surau terdekat, sebenarnya di pasar Labuan terdapat Polsek dan Koramil, yang biasanya teman – teman pesepeda gunakan untuk menumpang istirahat bermalam, rada males menginap disana apalagi saya tidak membuat surat keterangan jalan dari polsek tempat tinggal, apalagi kalo dicurigai mau meminta bekal untuk perjalanan, duh males banget! Memang saya naik sepeda dan tidak menginap di hotel bukan berarti saya nekat jalan tanpa perhitungan.


Setelah melewati pasar Labuan lalu lintas semakin sepi, rumah penduduk mulai jarang – jarang, melewati beberapa masjid entah kenapa belum juga ingin berhenti, sampai saya di PLTU Panimbang tadinya ingin bermalam disini tapi kenapa sepi – sepi aja pos keamanannya, mungkin ini bukan pintu utama.


Saya lanjutkan perjalanan sampai terdengar suara adzan magrib mulai bersahutan, inilah saatnya saya berhenti jika bertemu surau. Tiba disurau Kampung Muara bergegas bersiap – siap shalat magrib, selepas shalat magrib saya izin kepada salah satu jamaah untuk bermalam disurau, oleh jamaah tersebut saya dipertemukan dengan pak RT setempat yang juga jamaah surau, oleh ketua RT Pak Dulhalim diizinkan bermalam, dan disarankan sepeda ditaro dirumahnya dibelakang surau demi keamanan daripada di halaman surau.

Malam pertama menginap di surau
aspal yang mulus dan sepi
Malam itu setelah shalat isya para jamaah tidak lantas pulang karena ini malam jumat jadi ada yasinan, kebetulan ada jamaah yang menitipkan didoakan orangtuanya, malam itu kami makan malam prasmanan dengan menu ikan tongkol goreng dan bihun goreng, alhamdulilah sudah diizinkan menginap dapet makan malam juga.

Hari pertama saya cek dicylometer jarak yang saya tempuh  sejauh 68,40km.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar