#berburusunset hari pertama
Kondektur bis Primajasa jurusan Merak –
Kampung Rambutan teriak – teriak dari arah kursi depan “Cilegon.. cilegon turun
disini” saya bergegas untuk nurunin sepeda dan pannier dari bagasi bis dibantu
kondektur, karena bis berhenti dilampu merah jadi gak punya waktu lama buat
berhenti. Setelah sepeda dan pannier turun dipinggir lampu merah perempatan dan
memastikan semua sudah lengkap saya mulai merakit wheelshet dan memasang
pannier.
Kamis pagi (28/11/13) pukul 09.30 hari pertama saya bersepeda menyusuri pantai pesisir pantai barat propinsi
Banten dan pesisir pantai selatan propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat.
Sudah lama rencana perjalanan ini saya persiapkan, sengaja saya tidak banyak
mengumpulkan data kondisi jalanan karena tidak ingin membayang – bayangi yang nanti akan dilewati, biar menjadi kejutan kalo menemukan jalan yang
aduhai.. lebih focus untuk riset destinasi wisata sepanjang jalur yang
akan dilewati dan menghitung jarak tempuh menggunakan google maps, berguna
untuk saya mengatur etape setiap perjalanan dan menghitung kebutuhan logistik,
tidak ambil pusing untuk bermalam dimana, saya sudah mempersiapkan
kemungkinan terburuk tidur menggunakan tenda dan membawa perangkat masak
lapangan.
Pertigaan Cilegon setelah abis loading dari bis |
Jalan Cilegon menuju Anyer sebenarnya
saya tidak menikmatinya, ramai
dengan truk besar yang lalu lalang, Cilegon merupakan kawasan industri
Krakatau steel, sering kali saya harus mengalah minggir dari jalan karena kalah
oleh truk – truk besar, beruntung hari itu hujan jadi jalanan tidak dipenuhi
debu hanya saja jalanan menjadi sedikit becek, itu lebih baik daripada saya
harus menghisap debu dan asap knalpot truk – truk besar.
Mampir ke minimarket untuk belanja logistik
dan bahan bakar 0% polusi “air mineral” selama 10 hari kedepan minimarket
yang dimonopoli oleh al***art dan ind**art akan jadi pitstop saya untuk mengisi
ulang bahan bakar dan logistik, dengan pertimbangan ada kemasan air minum
mineral 1500ml jauh lebih murah.
Hari sudah siang saat memasuki Anyer,
dapat telepon yang memang saya tunggu - tunggu dari teman kantor ngabarin
gajian udah keluar, lega rasanya keuangan sudah aman untuk 10 hari kedepan,
mampir sebentar ke ATM di pasar Anyer untuk mengambil uang cash bekal diperjalanan dan mentransfer uang belanja ke istri tercinta.
Seporsi somay saya pesan untuk makan siang,
ternyata gak bikin kenyang saya pesan nambah seporsi lagi habis Rp 10.000
untuk makan siang, melanjutkan perjalanan menuju Carita yang siang itu cuaca
panas, beda sebelumnya di Cilegon di guyur hujan, nikmatnya bersepeda di pesisir
pantai angin yang berhembus cukup menghibur disaat teriknya matahari.
Sepanjang jalan Pantai Carita yang sepi |
Lega rasanya melewati daerah Cilegon,
terlepas sudah dari keramaian lalu lalang truk – truk besar, jalur Anyer Carita
hanya didominasi kendaraan kecil sesekali truk melintas, lalu lintas tidak
terlalu ramai tidak seperti sabtu minggu yang ramai pengunjung wisatawan ingin
berlibur ke pantai.
Berencana malam pertama pasang tenda
dipesisir pantai Carita, pukul 16.30 saya memasuki daerah pantai Mutiara
Carita, ternyata setelah pantai Mutiara Carita jalan raya mulai menjauh dari
pesisir pantai, sampai akhirnya masuk Pasar Labuan, coba mencari informasi
seberapa jauh untuk ke Tanjung Lesung, menurut info yang saya dapat masih cukup
jauh, rencana untuk bermalam pasang tenda dipinggir pantai Carita sepertinya
gagal.
Rencana cadangan bermalam di rumah
warga atau surau terdekat, sebenarnya di pasar Labuan terdapat Polsek dan
Koramil, yang biasanya teman – teman pesepeda gunakan untuk menumpang istirahat
bermalam, rada males menginap disana apalagi saya tidak membuat surat
keterangan jalan dari polsek tempat tinggal, apalagi kalo dicurigai mau
meminta bekal untuk perjalanan, duh males banget! Memang saya naik sepeda dan tidak
menginap di hotel bukan berarti saya nekat jalan tanpa perhitungan.
Setelah melewati pasar Labuan lalu lintas
semakin sepi, rumah penduduk mulai jarang – jarang, melewati beberapa
masjid entah kenapa belum juga ingin berhenti, sampai saya di PLTU Panimbang
tadinya ingin bermalam disini tapi kenapa sepi – sepi aja pos keamanannya,
mungkin ini bukan pintu utama.
Saya lanjutkan perjalanan sampai terdengar
suara adzan magrib mulai bersahutan, inilah saatnya saya berhenti jika bertemu
surau. Tiba disurau Kampung Muara bergegas bersiap – siap shalat magrib,
selepas shalat magrib saya izin kepada salah satu jamaah untuk bermalam
disurau, oleh jamaah tersebut saya dipertemukan dengan pak RT setempat yang
juga jamaah surau, oleh ketua RT Pak Dulhalim diizinkan bermalam, dan
disarankan sepeda ditaro dirumahnya dibelakang surau demi keamanan
daripada di halaman surau.
Malam pertama menginap di surau |
aspal yang mulus dan sepi |
Hari pertama saya cek dicylometer jarak
yang saya tempuh sejauh 68,40km.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar