#berburusunset Hari
kelima
Subuh (02/12/13) sudah bangun, selain
karena berisik suara mesin motor perahu congkreng dan aktifitas nelayan yang
mau mengambil bubu udang lobster disekitar Pulomanuk, saya ingin foto sunrise,
sayang langit yang mendung dan gerimis menghalangi matahari terbit.
Pulo Manuk |
Sarapan pagi ditemani monyet – monyet yang sedang mengais
-ngais sampah sisa makanan pengunjung. Saya membuat kopi hitam untuk saya dan
beberapa nelayan bubu udang, hari ini mereka belum bisa mengangkat bubu karena
air laut yang masih pasang dan ombak yang tinggi, sulit untuk mengambil bubu
yang berada didasar laut diantara karang – karang, tidak terlalu dalam tapi
cukup menyulitkan jika ombaknya besar.
teman di Pulo Manuk |
Pukul 07.00 saya sudah selesai berkemas
saya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Sawarna. Membelah Gunung Kembang
lumayan juga pagi – pagi langsung dikasih sarapan tanjakan, akhir dari tanjakan
Gunung Kembang adalah turunan cariang, gak kebayang kalau kondisinya dibalik
gimana rasanya nanjaknya, ini aja turun rem sepeda uda ngunci ban belakang
masih slip.
Tidak berapa jauh dari turunan Cariang
disisi kanan ada gapura bertulis objek wisata Gua Langir, saya belok kanan dan
masuk mengikuti jalan yang cukup 2 motor, tidak berapa jauh saya sudah bertemu
dengan Gua Langir tapi saya tidak tertarik, saya lebih tertarik di ujung jalan
hamparan pasir putih dan bukit – bukit tinggi disisi laut.
Gua Langir dan pasir putihnya |
Lama saya menikmati pemandangan yang indah
ini sambil saya mengabadikan landscape yang indah, selesai dari sini saya
lanjutkan perjalanan menuju desa Sawarna, sebelumnya saya sudah menghubungi
kang Hendi pemilik homestay, homestay kang Hendi memang direkomendasi yang
biasa dipakai teman – teman pesepeda yang gowes kesana.
Terpikir desa Sawarna sepi tenang, ternyata
didepan pintu masuk desa Sawarna sudah ada dua minimarket, selepas menyeberang
jembatan gantung saya membayar tiket masuk pantai Sawarna sebesar Rp. 5000,-
tiba dihomestay kang Hendi saya bertemu istrinya, tadi ditelepon kang Hendi
ngabarin lagi perjalanan balik dari Pelabuhan Ratu.
Welcome drink segelas teh manis hangat
disediakan teteh, saya bongkar muatan pannier disepeda dan saya masukan ke
kamar, saya cek fisik sepeda ternyata ada satu jari – jari wheelshet belakang
patah, salahnya saya tidak memperhitungkan membawa sparepart jari – jari dan
kuncinya, ya sudah biar besok diperjalanan mencari bengkel sepeda.
Selesai mencuci baju – baju kotor, saya
masuk kamar karena masih pagi saya memilih tidur dan ngecharge handphone dan
battery kamera, siang nanti baru jalan keliling – keliling.
Istirahat sudah cukup, sekarang waktunya
makan siang, saya kebelakang rumah nyari teteh. Ternyata dibelakang kang Hendi
punya saung bertingkat, pasti saung ini yang diceritain teman – teman yang
biasa dipake santai – santai, asyik juga pemandangannya sawah, saya ngobrol
dengan kang Hendi di saung sambil menunggu makan siang siap. Ada beberapa tempat yang direkomendasi kang
Hendi untuk dikunjungi.
Makan siang sudah, ditemani gerimis saya
bersepeda menuju pantai Sawarna, pantai dengan hamparan pasir putih yang luas,
banyak berjejer warung – warung dipinggir pantai, setelah puas saya melanjutkan
ke Tanjung Layar, untungnya bersepeda saya tidak pelu jalan kaki karena
jaraknya yang lumayan jauh, di Tanjung Layar saya tidak dapat foto bagus karena
masih gerimis.
saya lanjutkan menuju ke Legon Pari, ada
dua cara untuk kesana lewat jalan setapak mendaki satu bukit, atau keluar dulu
ke jalan raya lalu masuk dari sana,
saya memilih memotong jalan lewat bukit karena lebih dekat dengan jalan setapak
dengan resiko sepeda harus dituntun dan jalan menyisiri pantai.
Pantai Legon Pari keindahannya terletak
pada bentuk pantainya yang berbentuk teluk kecil, disetiap sisi kita akan melihat
pantai berpasir putih, dengan ombak yang tidak terlalu besar karena itu nelayan banyak menyandarkan perahu
congkrengnya disini, seorang teman Asep Kamaludin yang sudah kami anggap
lurahnya desa Sawarna karena sejak Desa Sawarna masih sepi wisatawan dia sudah
sering kesini menyarankan kalau ingin mendapat sunrise bagus, Legon Pari tempat
yang tepat.
jembatan gantung dari Legon Pari |
Gerimis sudah berhenti, langit di Legon Pari masih saja mendung, saya memilih kembali ke homestay melewati jalan yang berbeda dengan saat dateng, lebih mudah walau lebih jauh.
Tiba di Homestay jam 17.35 saya lihat
langit mulai cerah, mungkin ada kesempatan buat saya untuk berburu sunset,
bergegas saya kembali ke Pantai Sawarna berharap bisa mendapat foto – foto
bagus saat matahari terbenam.
Pantai Sawarna |
Pantai Sawarna |
Pantai Sawarna |
Walaupun saya tidak mendapatkan sunset yang
sempurna di Pantai, tapi saya berhasil mendapat objek foto – foto siluet cakep
dengan latar belakang sunset.
kereeeennnn....
BalasHapus