Minggu, 17 Agustus 2014

AKURNYA WARUNG SOTO MAK JANAH DAN WARKOP AKE DI TANJUNG PANDAN #SunsetBabel



Menerima telepon dari Bang Rhofik kenalan saat di Vihara Dewi Kwan Im, agar mengabari kalau sudah tiba di Tanjung Pandan, karena ada kawannya dari Babel pos yang akan interview. Tadinya cuaca terik seketika berubah mendung dan tidak lama hujan deraspun turun, berhenti sejenak untuk memasukkan solar panel kedalam pannier dan perjalanan saya lanjutkan dengan berhujan – hujanan.

Makan siang dengan menu pempek dan gorengan cukuplah mengganjal lapar, bukan gak mau makan nasi tapi dari selepas Tanjung Binga belum menemukan warung nasi, mampir di pantai Tanjung Pendam sekedar rebahan melepas ngantuk di kusi panjang dibawah pendopo yang disediakan untuk wisatawan.

Setiba di jalan Sriwijaya, Tanjung Pandan saya mampir ke warung mie Belitung Atep, saya udah niat kalau di Tanjung Pandan untuk nyobain Mie khas Belitung, sama halnya saat sampai ke manggar wajib nyobain kopi “O” di warung kopi Atet. Nyonya Atep yang sudah sepuh selama 41 tahun turun tangan sendiri untuk meracik bumbu, Cara penyajiannya, mie kuning ditata dengan taburan taoge, irisan timun, potongan kentang rebus, emping melinjo dan terakhir disiram kuah udang kental yang berwarna kecoklatan. Satu udang ukuran utuh juga disajikan diatas siraman kuahnya. Aroma kuah kaldunya yang berbau udang sangat menggugah selera apalagi dimakan saat panas. Disayangkan anak – anaknya tidak ada yang mau melanjutkan atau membuka cabang di tempat lain.

Janjian dengan temannya Bang Rhofik, Harmoko wartawan Babel pos didepan boulevard tugu Batu Satam, setelah bertemu Harmoko, saya diajak menuju warung kopi Ake yang berada dibelakang kompleks kafe senang. Sebelumnya warung kopi ake berada di komplek kafe senang, namun saat pemugaran komplek kafe senang, warung kopi ake pindah kebelakang komplek kafe senang.

Akiong (59 tahun) yang sekarang mengelola warung kopi Ake adalah generasi ke tiga, Abok kakek om Akiong lah yang pertama kali mendirikan warung kopi Ake tahun 1922, nama Ake diambil dari nama anaknya (bapaknya Akiong). Saat masih di kompleks kafe senang, disebelah warung kopi Ake adalah warung soto khas Belitung Mak Janah, warung soto Mak Janah juga sudah lama berdiri sejak tahun 1925. Warung kopi Ake dan warung soto Mak Janah adalah simbol kerukunan antar umat beragama di Tanjung Pandan. Sayangnya semenjak Komplek Kafe Senang dipugar, warung kopi Ake dan warung soto Mak Janah sekarang sudah tidak berada disatu tempat, warung kopi Ake pindah kebelakang komplek Kafe Senang dan warung soto Mak Janah pindah ke belakang Gedung Nasional Kota Tanjung Pandan.

Selain Harmoko, juga ada kawan – kawan dari Gapabel di warung kopi Ake, obrolan di warung kopi hari itu hangat suasana keakraban, walau saya baru kenal dengan mereka, tapi saya tidak merasa menjadi asing. Makan malam saya diajak Yayan dan Benk ke restoran “Kopi Hati”, dan Bante Budi pemilik restoran kopi hati menjadikan rumahnya sebagai restoran, Bante budi bersama istrinya yang mengolah masakannya sendiri. Saya, Yayan dan Benk makan di ruang tamu karena teras sudah penuh diisi, special masakan di restoran ini adalah pampi gorengnya (mirip kwetiau goreng) dan es krim durian.

Saya dan Yayan memesan menu paket “Pampi goreng, es krim durian dan lemon juice” sedangkan benk memesan kopi, karena dia diet malam gak makan berat. Pampinya memang juara! Di lidah saya pas. Masakan di “Kopi Hati” semua olahannya tanpa daging karena Bante Budi si pemiliknya seorang vegetarian. Malam ini saya menginap di studio Benks berlokasi dirumah Cheppy, ditemani Benk.


Kopi Hati

Menu special Kafe Hati, Pampi Goreng

Mie Belitung

Nyonya Atep sendiri yang melayani racikan Mie Belitung


kumpul bersama teman - teman media dan Gapabel di warung kopi Ake

Kafe Senang, tepat berada di depan boulevard tugu batu satam

Tidak ada komentar :

Posting Komentar