Tiba
di Pelabuhan penumpang Tanjung Pandan hujan turun dengan derasnya, saya berkenalan
dengan Romadona, dia adalah karyawan PT. Timah, dan Romadona ternyata kawannya
Firman di Saka Bahari Bangka Belitung, Romadona dan bersama beberapa karyawan
PT. Timah yang penyelam kerja berencana akan mengikuti rangkaian kegiatan “The
largest underwater photography exhibition in Belitung” dalam rangka hari
lingkungan hidup.
Sore
itu saya diajak Romadona menginap dihotel tempat mereka menginap,di Tanjung
Pendam, padahal rencananya malam ini saya mau menumpang bermalam Pos TNI AL
Tanjung Pandan untuk besok pagi melanjuti perjalanan ke Pantai Punai, Belitung
Timur. Gak nyangka aja hari pertama di Pulau Belitung uda menang banyak.
Setelah
sarapan saya berpamitan dengan Romadona dan kawan – kawan penyelam PT. Timah,
saya melanjutkan menuju Pantai Punai selatan pulau Belitung.
Sebenarnya saya diajak untuk ikut kegiatan mereka tapi pertimbangan waktu yang
tidak banyak, saya melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
|
Menginap di hotel bersama teman - teman penyelam PT. Timah |
|
Bersama Romadona, sesaat sebelum berangkat |
|
Eks. Rumah Tuan Kuase |
|
Sepi dengan pemandangan kiri kanan pertambangan timah |
Pagi
itu (06/06/14) ditemani rintik hujan saya melanjutkan perjalanan, selama
perjalanan saya hanya berpatokan peta wisata yang saya unggah ke smartphone dari
web http://www.indonesia-tourism.com,
saya tidak membawa GPS atau peta cetak
karena saya yakin dengan keramahan penduduk Pulau Belitung untuk bertanya.
Perjalanan
menuju Pantai wisata Punai yang terletak di desa Tanjung Kelumpang, kecamatan
Dendang, kabupaten Belitung Timur, menurut hitungan google maps sejauh 85 km,
dan rute yang saya pilih melewati Badau yang merupakan kecamatan bagian dari
kabupaten Belitung, jalan yang sangat mulus dan sepi sesekali bertemu dengan
kendaraan double cabin berpenggerak 4 roda, kalau lihat dari kotornya, mobil
ini dipakai untuk pertambangan atau perkebunan yang melalui jalan tidak
beraspal.
Di
simpang Badau saya berhenti sebentar, berencana bertanya kemana arah
menuju Tanjung Kelumpang, belum sempat saya dirikan standar sepeda, ada seorang
bapak melintas naik motor langsung berputar arah, dan menanyakan hendak kemana,
saya bilang saya hendak ke Tanjung Kelumpang ke pantai Punai, dan si Bapak
membantu mengarahkan, si bapak memberi saran ke Batu Baginda di desa Membalong,
awal rencana ingin kesana tapi mempertimbangkan waktu saya memilih langsung ke
Pantai Punai. Benar ramah orang Belitung saya
belum sempat turun dari sepeda, si bapak bela – belain putar balik hanya untuk
membantu mengarahkan.
Selesai
shalat jumat di desa Air Batu, Badau saya sempat ditanya jamaah, “bapak jualan
apa?” saya jelaskan kalau saya sedang liburan dan bersepeda keliling pulau Belitung, mereka bertanya lagi “tidurnya dimana? Dananya
darimana? Dari partai yak?” saya jelaskan saya berencana bermalam dilokasi
wisata yang jadi tujuan saya dengan pasang tenda atau menumpang di warung,
untuk biaya pribadi bukan dari partai, “tahu jalannya darimana?” saya jawab
saya liat peta dari HP atau saya bertanya dijalan.. danterakhir mereka
menyarankan saya mampir ke kantor desa untuk meminta peta dan dukungan, untk
peta masih okelah, tapi untuk meminta dukungan saya masih mampu dengan kantong
sendiri, karena persiapan perjalanan ini sudah saya siapkan dari tahun lalu,
jadi saya sudah menabung.
Jam
sudah menunjukkan pukul 14.00 cacing di perut kompak bernyanyi, sepanjang jalan
saya belum menemukan warung nasi, 3 kilometer menjelang Dendang akhirnya saya
menemukan warung nasi padang,
lahap saya makan dengan porsi ekstra kuli. Kecamatan Dendang sudah saya lalui,
sudah tidak jauh menuju desa Tanjung Kelumpang. Desa Jangkang, Desa Nyuruk, dan
terakhir tiba di Desa Simpang Pesak jam 16.30 dari sini terlihat penunjuk arah
lurus ke Gantung / Manggar belok kiri ke Tanjung Kelumpang / Pantai Punai, menurut
pemilik warung tempat saya belanja tinggal 20 kilometer ntk sampai ke Pantai
Punai. Saya sempat mandi dikali bersama anak - anak yang bermain di kali.
Setiba
di Pantai Punai jam 17.30 berharap bisa melihat sunset, gagal karena matahari
terhalang langit yang mendung, saya menyempatkan foto – foto aktifitas nelayan
cumi yang menambatkan perahu disalah satu sisi pantai sehabis memasang bubu. Fasilitas
wisata di Pantai Punai sangat memadai, MCK, mushala, penginapan area bermain
anak – anak, sayangnya kelihatan tidak terawat. Malam ini saya bermalam di
warung Bang Yus, makan malam menunya soto Belitung,
kalo saya lihat lebih mirip lontong sayur dikasih bihun dan daging ayam disuir
– suir, tapi masakan istrinya Bang Yus memang maknyus.
|
Jarang liat tanda rambu wisata |
|
Pantai Punai |
|
Pantai Punai |
|
Pantai Punai |
|
Pantai Punai |
|
Cottage di Pantai Punai yang dikelola pemerintah Belitung Timur |
|
|
|
Soto Belitung |