Senin, 28 Juli 2014

DIAJAK CHEK IN KE HOTEL DI TANJUNG PENDAM, #SunsetBabel



Tiba di Pelabuhan penumpang Tanjung Pandan hujan turun dengan derasnya, saya berkenalan dengan Romadona, dia adalah karyawan PT. Timah, dan Romadona ternyata kawannya Firman di Saka Bahari Bangka Belitung, Romadona dan bersama beberapa karyawan PT. Timah yang penyelam kerja berencana akan mengikuti rangkaian kegiatan “The largest underwater photography exhibition in Belitung” dalam rangka hari lingkungan hidup.

Sore itu saya diajak Romadona menginap dihotel tempat mereka menginap,di Tanjung Pendam, padahal rencananya malam ini saya mau menumpang bermalam Pos TNI AL Tanjung Pandan untuk besok pagi melanjuti perjalanan ke Pantai Punai, Belitung Timur. Gak nyangka aja hari pertama di Pulau Belitung uda menang banyak.

Setelah sarapan saya berpamitan dengan Romadona dan kawan – kawan penyelam PT. Timah, saya melanjutkan menuju Pantai Punai selatan pulau Belitung. Sebenarnya saya diajak untuk ikut kegiatan mereka tapi pertimbangan waktu yang tidak banyak, saya melanjutkan perjalanan sesuai rencana.

Menginap di hotel bersama teman - teman penyelam PT. Timah

Bersama Romadona, sesaat sebelum berangkat

Eks. Rumah Tuan Kuase

Sepi dengan pemandangan kiri kanan pertambangan timah





Pagi itu (06/06/14) ditemani rintik hujan saya melanjutkan perjalanan, selama perjalanan saya hanya berpatokan peta wisata yang saya unggah ke smartphone dari web http://www.indonesia-tourism.com, saya tidak membawa GPS atau peta  cetak karena saya yakin dengan keramahan penduduk Pulau Belitung untuk bertanya.

Perjalanan menuju Pantai wisata Punai yang terletak di desa Tanjung Kelumpang, kecamatan Dendang, kabupaten Belitung Timur, menurut hitungan google maps sejauh 85 km, dan rute yang saya pilih melewati Badau yang merupakan kecamatan bagian dari kabupaten Belitung, jalan yang sangat mulus dan sepi sesekali bertemu dengan kendaraan double cabin berpenggerak 4 roda, kalau lihat dari kotornya, mobil ini dipakai untuk pertambangan atau perkebunan yang melalui jalan tidak beraspal.

Di simpang Badau saya berhenti sebentar, berencana bertanya kemana arah menuju Tanjung Kelumpang, belum sempat saya dirikan standar sepeda, ada seorang bapak melintas naik motor langsung berputar arah, dan menanyakan hendak kemana, saya bilang saya hendak ke Tanjung Kelumpang ke pantai Punai, dan si Bapak membantu mengarahkan, si bapak memberi saran ke Batu Baginda di desa Membalong, awal rencana ingin kesana tapi mempertimbangkan waktu saya memilih langsung ke Pantai Punai. Benar ramah orang Belitung saya belum sempat turun dari sepeda, si bapak bela – belain putar balik hanya untuk membantu mengarahkan.

Selesai shalat jumat di desa Air Batu, Badau saya sempat ditanya jamaah, “bapak jualan apa?” saya jelaskan kalau saya sedang liburan dan bersepeda keliling pulau Belitung, mereka bertanya lagi “tidurnya dimana? Dananya darimana? Dari partai yak?” saya jelaskan saya berencana bermalam dilokasi wisata yang jadi tujuan saya dengan pasang tenda atau menumpang di warung, untuk biaya pribadi bukan dari partai, “tahu jalannya darimana?” saya jawab saya liat peta dari HP atau saya bertanya dijalan.. danterakhir mereka menyarankan saya mampir ke kantor desa untuk meminta peta dan dukungan, untk peta masih okelah, tapi untuk meminta dukungan saya masih mampu dengan kantong sendiri, karena persiapan perjalanan ini sudah saya siapkan dari tahun lalu, jadi saya sudah menabung.

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 cacing di perut kompak bernyanyi, sepanjang jalan saya belum menemukan warung nasi, 3 kilometer menjelang Dendang akhirnya saya menemukan warung nasi padang, lahap saya makan dengan porsi ekstra kuli. Kecamatan Dendang sudah saya lalui, sudah tidak jauh menuju desa Tanjung Kelumpang. Desa Jangkang, Desa Nyuruk, dan terakhir tiba di Desa Simpang Pesak jam 16.30 dari sini terlihat penunjuk arah lurus ke Gantung / Manggar belok kiri ke Tanjung Kelumpang / Pantai Punai, menurut pemilik warung tempat saya belanja tinggal 20 kilometer ntk sampai ke Pantai Punai. Saya sempat mandi dikali bersama anak - anak yang bermain di kali.





Setiba di Pantai Punai jam 17.30 berharap bisa melihat sunset, gagal karena matahari terhalang langit yang mendung, saya menyempatkan foto – foto aktifitas nelayan cumi yang menambatkan perahu disalah satu sisi pantai sehabis memasang bubu. Fasilitas wisata di Pantai Punai sangat memadai, MCK, mushala, penginapan area bermain anak – anak, sayangnya kelihatan tidak terawat. Malam ini saya bermalam di warung Bang Yus, makan malam menunya soto Belitung, kalo saya lihat lebih mirip lontong sayur dikasih bihun dan daging ayam disuir – suir, tapi masakan istrinya Bang Yus memang maknyus.

Jarang liat tanda rambu wisata

Pantai Punai

Pantai Punai

Pantai Punai

Pantai Punai

Cottage di Pantai Punai yang dikelola pemerintah Belitung Timur

 
Soto Belitung


Tidak ada komentar :

Posting Komentar