Rabu, 30 Juli 2014

YANG MANA BATU BUYUNGNYA? #SunsetBabel



semalam, soto khas Belitung, bedanya saya minta dibikinin porsi double untuk ekstra tenaga melanjutkan ke Gantung. Setelah sarapan saya berpamitan dengan Bang Yus untuk melanjutkan perjalanan, dan Bang Yus menyarankan mampir ke Batu Buyung, searah menuju Gantung asal lewat jalan pesisir.

Selepas desa Batu Itam, Simpang Pesak Jalannya sangat sepi, disisi kiri dan kanan jalan dipenuhi semak belukar yang menutup sisi jalan, mungkin karena terlalu jarang dilewati. Esoknya setelah sarapan pagi (07/06/14) dengan menu yang sama seperti Saya tiba di sebuah gapura tanpa dilengkapi keterangan, disekelilingnya tidak ada warung atau rumah penduduk, orang yang melintas dijalan rayapun tidak ada. Saya masuk kedalam gapura jalan, menurun tajam sampai di ujung aspal dengan area parkir mobil, dari sini terlihat laut lepas dari ketinggian, bukan tanah yang saya pijak tapi batu yang seukuran lapangan basket yang langsung menjorok dalam kelaut, disisi kiri saya terdapat batu seukuran kira – kira mobil avanza, ada sebuah pendopo kosong tidak terawat, Apakah ini lokasi wisata Batu Buyung? ingin bertanya tapi sama siapa? Disini benar – benar sepi tanpa petugas atau orang yang melintas.

Jalan yang sepi, disisi kiri dan kanan jalan habis tertutup semak belukar

Di sisi kiri adalah Batu Buyung

Batu dengan luas hampir seukuran lapangan basket


Jalan ke Batu Buyung


Pendopo di Batu Buyung yang tidak terawat

Sangat disayangkan, sama seperti fasilitas di Pantai Punai tidak terawat dan yang lebih disayangkan tidak ada penanda atau petunjuk di gapura, kalau benar ini Batu Buyung, pantas saja banyak cerita – cerita masyarakat setempat yang lebih berbau magis, karena memang disekitar lokasi wisata tidak terdapat perkampungan ataupun warung seperti biasanya ada di lokasi wisata.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar