Sabtu, 19 Juli 2014

MAU NYEBRANG KE BELITUNG, KALAH BANYAK DI TANJUNG PRIOK #SunsetBabel

Aktifitas bongkar muat di Pelabuan Tanjong Priok


Malam ini (02/06/14) saya tugas jaga malam dikantor, sepeda dengan segala perbekalannya sudah saya siapkan didalam pannier dan drybag, sepeda sudah saya bawa menuju kantor agar besok pagi saya bisa menyiapkan beberapa kekurangannya di Salemba, tempat kumpul teman – teman komunitas sepeda turing “Bikepe’a”.

Sebenarnya ada bang Hendry Azwar yang ingin ikut dalam perjalanan ini, karena disaat akan berangkat anaknya sakit, akhirnya Bang Hendry mengundurkan diri, dia akan liat kondisi Triara (anaknya) sampai beberapa hari, kalau memungkinkan menyusul, Bang Hendry berencana akan ikut yang perjalanan di Pulau Bangka.

Sepulang kerja pagi ini (03/04/14) saya ke Salemba untuk mempersiapkan beberapa kekurangan pelengkapan dibantu om Yose Rizal, om Sunan Pamungkas, om Eki dan om Mahendratta Sambodho, sebenarnya perlengkapan tidak ada yang tertinggal dari catatan yang saya buat, hanya saja dompet tidak saya catat dalam perlengkapan, dan tertinggal dirumah, jadinya pagi dibantu om Eki saya diantar mengambil dompet di kantor istri di Fatmawati, lanjut mampir ke sekolah anaknya om Hendry janjian ambil kamera DSLRnya.

Saya tidak merasa nyaman dengan stem model adjustable yang saya pakai, rasanya seperti bautnya kurang kencang, siang itu dibantu teman – teman, saya mengganti stem model bango pinjaman dari om Dodot (Mahendratta Sambodho). Memakan waktu cukup lama untuk mengganti stem karena stem yang lama susah lepas dari adaptornya, tidak terasa sudah jam 14.00, om Yose Rizal rajin yang selalu mengingatkan untuk buru - buru, karena dia takut sya ketinggalan kapal, sampai – sampai om Rizal merasa mules.

Sepeda sudah rapi, smua perlengkapan sudah dicek ulang, saya kayuh sepeda secepat mungkin, settingan stem yang lebih rendah dari saddle saya harus beradaptasi, karena sebelumnya saya menggunakan sepeda dengan handlebar lebih tinggi dari saddle.  .

Tiba di agen tiket kapal pukul 15.30, saya langsung bertemu Aris orang yang saya hubungi via BBM, saya menanyakan jam berapa kapal yang berangkat ke Belitung? Si Aris kaget, karena dia lupa mengabari kalau kapal ferry yang ke Belitung diundur esok hari dan hari ini adanya kapal pelni KM. Lawit tujuan Belitung yang berangkat jam 15.00, diliat dari CCTV di komputer Aris, KM. Lawit masih bersandar di pelabuhan tapi penjualan tiket onlinenya sudah ditutup, jam menunjukkan pukul 16.00, Aris pergi ke pelabuhan berusaha apakah masih bisa saya ikut naik kapal KM. Lawit? Cerita Aris, selama tangga kapal belum diangkat, penumpang masih bisa membeli tiket secara manual langsung dari pelabuhan.

Nasib.. tangga kapal KM. Lawit sudah diangkat, jadi sudah tidak mungkin saya naik, padahal kapal masih bersandar di pelabuhan. Dalam hati kesal andaikan saya dapat informasi yang update dari agen tiket kapal, saya akan berangkat lebih awal untuk mengejar kapal KM Lawit.

Setelah menimbang resiko, saya memilih berangkat hari ini dengan tujuan ke Bangka terlebih dahulu, karena kalau saya ikut kapal ferry yang berangkat ke Belitung besok, saya tidak yakin, masih ada kemungkinan mundur keberangkatannya kalau muatan truk ekspedisinya tidak banyak, dan saya memilih berangkat sore ini ke Pulau Bangka dengan kapal KM. Sawita transit semalam di Pangkal Balam untuk esok siangnya lanjut menyeberang menggunakan jetfoil ke Tanjung Pandan, Belitung.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar