Hujan
sejak subuh tidak juga berhenti, rencananya pagi ini (05/06/14) saya mau ke
rumah opung Sinpo di Pangkal Pinang terpaksa ditunda, saya baru bisa keluar
siang hari jam 11.00 ditemani kak Firman saya menuju kota Pangkal Pinang dan ke
rumah opung Sinpo, mampir ke patok 0 km Pangkal Pinang buat bukti otentik sudah
sampai di pulau Bangka, karena waktu yang terbatas saya tidak bisa berlama –
lama, setiba di rumah kak Firman jam 12.00, saya bergegas untuk gowes ke Pelabuhan
penumpang Pangkal Balam, karena jadwal kapal jetfoil Express Bahari yang ke
Tanjung Pandan berangkat jam 13.00, sebelum berpamitan dengan keluarga kak
firman dan istrinya kak Merry saya disuguhkan oleh ibunya kak Merry makan siang
Model dan lempah Kuning, Lempah Kuning ini makanan khas Pulau Bangka yang
isinya ikan tenggiri dengan kuah berbumbu kunyit, cabai merah, bawang merah,
bawang putih, lengkuas dan belacan ditambah irisan buah nanas yang menambah
segar masakan.
|
Adik -adik Saka Bahari Babel lagi persiapan kegiatan |
|
Bersama Kak Firman, Saka Bahari Babel |
|
Bersama opung Sinpo |
|
0 KM Pangkal Pinang |
|
Kantor walikota Pangkal pinang |
Sepeda
di parkir di geladak utama yang terdapat dihaluan kapal, dan saya mendapat
kursi dideret pertama kelas executive berhadapan langsung dengan AC portable, bukannya
gak mau dikelas ekonomi, pertimbangannya beli tiket kelas ekonomi hanya bisa
dibeli saat jetfoil akan berangkat, tidak bisa dibeli jauh – jauh hari, dan
kesempatan menyebrang setiap hari hanya sekali dari Pangkal Balam pukul 13.00,
dan dari Tanjung Pandan pukul 07.00 di hari selasa libur, lagipula selisih
harga tiket ekonomi dan executive hanya Rp. 20.000.
Rencana
saya ingin istirahat di jetfoil selama perjalanan 4 jam menyeberang selat
Gaspar, tapi apa daya.. posisi kursi yang langsung menghadap AC portable
membuat saya susah tidur karena kedinginan, untuk menghangatkan badan sesekali
saya naik ke geladak atas di kelas ekonomi, bagian buritan jetfoilnya terdapat
area terbuka yang bikin kita bebas memandang keluar.
|
Sepeda di parkir digeladak |
|
Menyeberangi jembatan yang belum selesai |
|
Add caption |
|
Kelas executive KM Bahari Express | | |
|
|
Sebelum terbakar, di buritan dipakai penumpang untuk merokok |
|
|
|
Kelas Ekonomi dan kantin |
Di
jetfoil Express Bahari tidak seperti bus malam yang menyediakan area merokok,
walaupun area buritan atas terbuka, Semenjak kebakaran jetfoil Express Bahari di
selat Nasik tahun 2013 yang memakan korban nyawa 4 orang yang disebabkan oleh
puntung rokok, penumpang dilarang keras merokok di jetfoil, untuk mencegah
penumpang yang membandel tetap merokok, dipasang kamera cctv di buritan, ada beberapa
penumpang yang membandel merokok sambil ngumpet – ngumpet diburitan, oleh
petugas yang memantau cctv langsung dinegur dengan keras.
Saya
kembali ke kursi tempat saya duduk, lumayan bisa selonjoran 3 seat kursi yang
sejajar dengan kursi saya kosong, sambil nikmatin kopi panas dan kacang goreng
saya nonton film jadul melayu, menghiburlah untuk membunuh waktu sampai ke
Tanjung Pandan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar