Setelah
perjalanan panjang dari lokasi wisata Batu Buyung, sore saya tiba di Gantung,
kecamatan kecil di ujung timur Pulau Belitung, tidak ada yang istimewa dengan
Gantung, kalau bukan karena Andrea Hirata dengan film yang diangkat dari novel “ Laskar
Pelangi”. Gantung tidak akan seterkenal sekarang. Tidak ada petunjuk besar untuk
menuju lokasi syuting sekolah laskar pelangi, saya sempat terlewat jauh,
beruntung saya bertanya seseorang yang lewat naek motor dia memberitahu lokasi
dan mengantarkan saya ke lokasi, padahal cukup jauh, baik sekali abang ini. untuk menuju ke sekolah laskar pelangi
sebenarnya melewati Museum Kata Andrea Hirata, tapi saya memilih mengunjungi lokasi
syuting sekolah Laskar Pelangi baru baliknya mampir ke Museum Kata.
|
Jalan menuju ke Gantung |
|
Jalan menuju ke Gantung |
|
Lokasi syuting sekolah Laskar Pelangi |
|
Lokasi syuting sekolah Laskar Pelangi |
|
Lokasi syuting sekolah Laskar Pelangi |
|
Lokasi syuting sekolah Laskar Pelangi |
Sekembalinya
dari lokasi syuting sekolah laskar pelangi saya sempatkan sore itu mampir di
Museum Kata Andrea Hirata. “ mas naek sepeda darimana? ” tanya mbak yang
menerima saya di museum, “ saya dari Jakarta mbak, tapi saya hanya bersepeda
keliling pesisir Pulau Belitung Bangka” jawab saya, “ jauh juga mas, oia di
dalam lagi ada Mas Andrea Hirata kalo mau ketemu, jarang – jarang loh dia ada
di sini “ kesempatan langka nih, kali aja bisa foto bareng sama mas Andrea
Hirata.
Bangunan
lama ini dahulunya adalah rumah keluarga Andrea Hirata, dan dia dibesarkan,
oleh Andrea Hirata rumah itu sekarang di jadikan Museum, Dihampir setiap
ruangan dipenuhi foto – foto tokoh pemain utama Laskar Pelangi, potongan cerita - cerita Laskar
Pelangi dan karya – karya sastra Andrea Hirata lainnya, ada beberapa sampul buku
Laskar Pelangi dengan versi beberapa Negara, beberapa foto tokoh – tokoh yang
menginspirasi setiap karya Andre Hirata. Di ruang belakang terdapat dapur
dengan gaya
rumah lama melayu lengkap dengan kompor tungku, berfungsi juga sebagai kedai
kopi kuli, saya memesan segelas kopi untuk melepas penat sambil menikmati
suasana “doeloe”.
Beberapa
kali saya berusaha mendekati mas Andrea Hirata, tapi sangat susah banyak tamu
yang minta untuk foto bareng, ngobrol dan ada juga sekelompok anak muda yang
berteater memerankan penggalan cerita Laskar Pelangi seperti yang ada di film.
Sudahlah lebih baik saya melanjutkan menikmati kopi kuli sambil mata ini dan
mata kamera merekam tempat penuh cerita dan aktifitas cerita ini.
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Menikmati kupi kuli dari dapur rumah Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Andrea Hirata dan para penggemarnya |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Menikmati kupi kuli dari dapur rumah Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
|
Museum kata Andrea Hirata |
Masih
ada 20 km lagi untuk menuju kota Manggar, sore
itu sepeda saya kayuh sekuat mungkin agar tidak kemalaman dijalan, menjelang
sore saya sudah tiba di pemerintahan kota Manggar,
untuk mencapai kota
Manggarnya masih harus menempuh 5 km lagi. Di depan RSUD Kota Manggar ada danau
yang dipagar besi berkawat, saya
mengabadikan detik – detik matahari terbenam dari balik pagar besi berkawat.
|
Sunset dibalik pagar kawat |
|
Sunset dari depan Rumah Sakit Manggar |
Malam
jam 19.00 saya diterima Bang Dian di kedai kopinya tepat didepan tugu 1001
kedai kopi, saya memesan segelas kopi O, sebutan kopi hitam orang Belitung, Bang
Dian adalah teman dari teman saya Roman Sumantri yang juga hobi bersepeda jarak jauh, bedanya om Roman Sumantri urat capenya sudah putus. Sebutan kota Manggar adalah
kota 1001 warung Kopi, setiap sudut kota dipenuhi dengan kedai kopi, tidak
peduli pagi, siang dan malam selalu dipenuhi pengunjung, terlebih di akhir pekan
bertambah ramai dengan pengunjung wisata dari luar pulau Belitung, dan biasanya
dipertengahan bulan Juni selalu diadakan Festival 1001 warung kopi, sayang saya
datang tidak tepat waktu acara.
Malam
ini saya bermalam dirumah bang Dian, Bang Dian mengajak saya ke Gantung melihat
audisi band lokal untuk mengisi salah satu kafe milik kawan bang Dian di
Gantung, tapi saya sudah terlalu lelah, malam ini saya memilih istirahat untuk
mengisi energi besok melanjutkan perjalanan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar